Senin, 03 Januari 2011

kabur dari rumah

Putih yang kulihat ketika kedua mataku terbuka. Aku mencoba untuk bangun dan duduk. Kulihat di sekelilingku begitu asing bagiku. Aku mencium bau yang sangat khas di sini. Rumah sakit. Aku yakin ini rumah sakit. Iya benar. Kulihat selang infuse itu menancap di tangan kiriku.

“Kamu sudah bangun ya?” seorang pria bertanya padaku. Pria ini juga asing buatku. Aku sama sekali nggak kenal.

“Kamu siapa? Kenapa kamu disini?” aku yang tadinya diam beberapa saat mulai buka mulut.

“Sebelumnya aku minta maaf sama kamu. Aku yang membuatmu berada disini sekarang. Ak………..aku menabrakmu dengan sepeda motorku saat kamu sedang mencari bus sepertinya. Bener kan?” pria itu menjelaskan.

“Iya aku sedang mencari bus buat pergi ketempat eyangku. Pantas aku bisa berada di tempat ini. Tapi Alhamdulillah aku nggak apa-apa.” Aku yang sering dikatakan murah senyum jika di sekolah memperlihatkan senyum bersahabat pada pria itu. Pria itu membalas senyumanku.

“ Jadi kamu nggak marahkan ma aku?”

“Nggak. Tapi ada syarat yang harus kamu penuhi biar aku nggak marah!”

“Apa?” tanyanya pasrah

“Aku ini kabur dari rumah.”

“Kabur?”

Aku mengangguk.

“Aku pengen pergi ketempat eyangku. Jadi kamu harus bantu aku sampai aku ketemu eyangku. Gimana? Mau ya?!” kataku sedikit merengek seperti anak kecil.

“Nggak masalah. Aku kenal banget daerah Semarang. Pasti bisa cepet ketemu rumah eyangmu itu.”

Sesaat kami diam. Sedetik, dua detik, tiga detik,…., satu menit. Hening. Suasana nampak hening tanpa suara. Lalu aku bertanya padanya sesuatu yang sangat penting yang kita berdua itu lupa.

“Eh?.” Kataku

“Hah?” Dia kaget dengan suaraku yang seperti mengagetkan itu. Padahal maksudku minta perhatiannya.

“Sadar nggak sih kita tuh dari tadi ngobrol belum kenalan sama sekali. Kita kenalan ya?” aku mengulurkan tanganku. “Siapa namamu?”

“Sheva. Kamu Olisa kan?” Aku terkejut ketika dia menyebutknan namaku.

“Dari mana kamu tau namaku Olisa?”

“Ada dikartu OSIS yang di dompet merahmu. Buat daftar masuk rumah sakit ini harus tau namamu. Jadi aku menggeledah tasmu buat nemuin identitasmu.”

“Gitu ya?”

“Begitulah.”

“Tapi manggilnya jangan Olisa. Kepanjangan. Panggil Ola aja.”

“Iya deh Ola. Eh, ternyata rumahmu jauh banget di Sragen.”

“Emang kenapa?” kataku sambil meminum air putih yang berada dimeja disebelahku.

“Nggak pa-pa. BTW ngapain mesti punya acara kabur dari rumah? Di jodohin ya? Masa baru SMA udah mau di jodohin. Aku aja yang juga SMA malah belum punya pacar.”

”Nggak laku kali.” Aku tertawa. “Eh, bercanda lagi nggak usah dimasukin hati gitu donk. Aku tuh orangnya suka bercanda.”

“Iya nggak apa. Tapi bener kan kamu kabur dari rumah karena di jodohin?” aku yang sedang minum langsung tersedak. Dia menepuk punggungku pelan-pelan buat ngilangin sedakkan itu.

“Siapa juga yang dijodohin. Pacaran aja aku nggak boleh sama ortu. Mana mungkin aku di jodohin.”

“Nggak boleh pacaran karena mau di jodohin masuk akal kan?” Dia nggak mau kalah.

“ Idih dibilangin nggak kok masih ngeyel. Pacaran tu ganggu sekolah kata ortuku. Lha kalo di jodohin tambah ganggu donk.” Kataku agak marah.

“Bisa juga biar kamu tambah semangat buat sekolah.” Katanya sambil menyunggingkan senyum kemenangannya.

Idih dasar cowok. Nggak mau ngalah banget sih sama cewek. Lama-lama aku jadi kesal. Aku diam. Dia juga diam.

“Marah ya? Maaf deh kan Cuma bercanda. Tadi aja waktu kamu bilang aku nggak laku aku nggak marah kok.” Katanya ketika aku diam terus.

“Habisnya kamu nyebelin banget.” Kataku sambil melempar tisu ke arah Sheva.

“Sebentar!” katanya. Akupun memperhatikannya. “kayaknya kamu dah sehat deh.” Lanjutnya.

“Emang aku sakit? Aku nggak ngrasa sakit gara-gara kamu tabrak. Aku Cuma ngerasa air infus ini mengalir dalam tanganku. Bikin badanku nggak enak aja.” aku sedikit mengeluh. ”Kalo boleh pulang sekarang, aku ingin cepet pergi ketempat eyangku. Kamu janji mau ngantar aku kan?” aku menagih janjinya.

“Setelah kamu mengatakan alasanmu kenapa kamu kabur!”

”Baik. Aku kabur dari rumah karena...... ya nggak ada apa-apa. Ingin aja.” kataku

”Apa? Tanpa alasan? Gila.”

”Jujur aja, aku kabur buat cari perhatian ortuku. Habisnya mereka nggak pernah merhatiin aku. Tapi aku nyesel. Aku jadi ketabrak olehmu gara-gara itu.” kataku menyesali apa yang baru aja aku perbuat. ”Udah kan? Sekarang antar aku!”

”Makanya jangan suka kabur dari rumah. Kualat-kan jadinya.”

”Udah deh jangan ceramah gitu donk!.”

”Aku antar kamu sekarang kalo gitu.”

”Biaya rumah sakitnya gimana?”

”Biaya???????”

”gimanaaaa?”

??????????????????

Akhirnya mereka kabur dari rumah sakit.

@@@end@@@

MAU DAPAT UANG DAN POSTER GRATIS DARI INTERNET ??? BUKA BLOG MASKU

Google
 

Google
 

KOMENTARNYA YA !!!